Kamis, 19 Juli 2012

Tidur itu ibadah, apa benar?


Sumber : kompasiana wijayakus
Berapa lama anda tidur dalam sehari? Lalu pernahkah anda mendengarkan kisah Rasulullah Muhammad SAW tentang tidur? Pastinya jawaban lucunya begini, “Kita mah sedikit-sedikit tidur, sedang Rasul Muhammad sedikit sekali tidurnya”.Itulah jawaban jujur yang terkadang saya ucapkan sambil tersenyum, karena mengkritik diri sendiri.
Tidur memang kebutuhan manusia. Setiap manusia pasti akan mengalami suasana tertidur pulas, dan biasanya di dahului dengan rasa kantuk yang luar biasa. Rata-rata orang tidur 8 jam sehari, tetapi tidak bagi Rasulullah Muhammad, manusia pilihan Allah. Mengapa?
Tidur adalah ibadah. Namun sayang banyak diantara kita yang terlupa membaca doa sebelum dan sesudah tidur. Bahkan jarang di antara kita yang berwudhu dahulu sebelum tidur. Akibatnya tidur kita pun menjadi tak bernilai ibadah.
Dalam ajaran Islam, kita umat muslim diperintah untuk berdoa sebelum tidur agar tidur yang dilakukan bernilai ibadah. Tidur kita akan terasa penuh mimpi yang indah bila diiringi dengan doa.
berdoa Sebelum Tidur dengan Membaca Doa :
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ
bismikallahumma ahya wa amutu
Artinya :
Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati
Lalu Sesudah Bangun Tidur Membaca Doa :
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit
Keterangan :
Doa ini berdasarkan hadits nabi yang saya ambil dari Riadust Shalihin :
عَنْ حُذَيْفَةَ وَأَبِىذَرٍّ رَضِىَاللّهُعَنْهُمَا قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَاأَوَى إِلىَ فِرَاشِهِ قَالَ :  بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ ، وَإِذَااسْتَيْقَظَ قَالَ : اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ . رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ
Artinya :
Hudzaifah r.a. dan Abu Dzarr keduanya berkata : Adalah Rasulullah saw. jika akan tidur membaca : bismikallahumma ahya wa amutu (Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati), dan apabila bangun tidur membaca ; alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit). (Bukhari)
Tidur bagi penulis bukan semata-mata beristirahat saja , tapi merupakan ibadah yang tak kalah pentingnya dengan ibadah lainnya. Oleh karena itu penulis selalu menjaga waktu tidur agar mampu seimbang dengan aktivitas kerja sehari-hari. Jangan sampai ketika kita bekerja di siang hari, justru kita malah mengalami kantuk yang luar biasa karena kurangnya waktu tidur.
Ketika terbangun dari tidur, penulis biasanya olahraga sejenak sebelum pergi ke kamar mandi. Dari berolahraga penulis merasakan badan akan segar tersiram air dingin pagi.
Setelah mandi penulis melaksanakan sholat subuh berjamaah di musholla dekat rumah. Usai sholat penulis biasanya langsung berangkat kerja menyebarkan ilmu Allah.
Saat usai sholat dzhuhur berjamaah, biasanya penulis menyempatkan diri untuk tidur siang sejenak di masjid sekolah. Meskipun sebentar, penulis merasakan kenikmatan sendiri setelah bangun tidur siang. Badan serasa segar kembali, dan melaksanakan aktivitas kerja dengan penuh semangat tinggi.
Penulis akan tidur kembali biasanya malam hari usai sholat isya, dan akan terbangun di malam hari untuk melaksanakan sholat qiyamul lail. Setelah itu tidur lagi sampai waktu mendekati subuh.
Bagi penulis tidur itu harus dijadikan sebagai ibadah, makanya penulis selalu berwudhu dahulu sebelum tidur.
Tidur bagi penulis adalah ibadah seorang hamba kepada Penciptanya, apabila seseorang itu tidur mengikuti sunnah atau cara-cara Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Antara hadist yang menerangkan adab tidur Nabi Muhammad saw adalah sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim bermaksud :
“Jika kamu akan tidur maka berwudhu’lah bagaikan kamu akan sholat, kemudian berbaring atas pinggang kanan dan bacalah do’a ini (seperti do’a yang dijelaskan selepas ini) dan jadikanlah bacaan do’a itu yang terakhir daripada bacaanmu (perkataanmu)”.
Dalam sebuah hadist lain  diterangkan: “Al-Barra’ bin Azib r.a. berkata: “Adalah Rasulullah s.a.w. jika akan tidur, mengiring ke sebelah kanan kemudian Baginda nabi membaca:
“Ya Allah aku serahkan diriku kepadaMu dan menghadapkan mukaku kepadaMu dan menyerahkan semua urusanku kepadaMu, dan menyandarkan belakangku kepadaMu karena mengharap dan takut kepadaMu, tiada perlindungan dan tiada tempat selamat daripada siksaMu kecuali kembali kepadaMu. Aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan Nabi yang telah Engkau utus”. (Hadist riwayat Bukhari)
Dalam riwayat yang berasingan yang turut diriwayatkan oelh Al-Bara’ bin ‘Azib ra., beliau berkata:
“Sesungguhnya Nabi SAW bila berbaring di tempat tidurnya, baginda akan meletakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, lalu berdoa: Rabbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka (Ya Tuhanku, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).” [HR. At-Tirmidzi]
Menurut Ummul Mukminin Aisyah ra. Beliau berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, baginda akan menghimpunkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Baginda memulakan dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At-Tirmidzi , Lihat Kitab Syamail Muhammad cet Telaga Biru, hlm 167-168 )
Walaupun kita digalakkan mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan) dan berbantal dengan tangan kanan, namun tidaklah menjadi masalah apabila berubah posisinya ke sebelah sisi kiri. Perkara ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Arahan Nabi Muhammad SAW dalam hadist ini bukanlah merujuk kepada suatu yang wajib karena dalam kesempatan yang lain Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah mengubah kedudukan tidur baginda.
Dalam hadis yang sahih ini, Rasulullah telah melakukan tidur secara terlentang dengan cara meletakkan satu kaki di atas yang lain sebagaimana maksud hadis :
“Daripada ‘Abbad bin Tamim, daripada bapa saudaranya, bahawasanya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tidur terlentang di masjid sambil meletakkan satu kaki di atas yang lain.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Berkaitan dengan tidur terlungkup pula terdapat sebuah hadist yang merujuk kepada tegahan Nabi saw.Hadist ini bermaksud : Tidak dibenarkan terlungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya sama dengan ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur terlungkup) seperti itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shohih)
Sebagai tambahan,satu huraian lanjut yang bermanfaat untuk diketahui oleh setiap muslim terdapat beberapa lagi adab yang dituntut amalannya sebelum tidur agar tidur itu menjadi ibadah di sisi Allah. Hal Ini disebabkan tidur adalah aktivitas harian yang tidak khusus kepada anak-anak.
Menurut Ab Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedia Adab Islam, antara adab-adab tidur yang menjadi amalan Nabi s.a.w dan salafussoleh ialah :
  1. Mengikhlaskan niat supaya tidur itu untuk memberi kekuatan untuk beramal selepas bangkit kelak.

  2. Tidak tidur di tempat terbuka yang mudah dilihat manusia.

  3. Elakkan tidur sewaktu kekenyangan.

  4. Tidur dalam keadaan suci.

  5. Tidur dalam keadaan berwudhu.

  6. Membaca surah dan ayat yang menjadi amalan Nabi s.a.w sebelum tidur.

  7. Bercelak dengan celak.Ini berdasarkan hadis yang yang bermaksud : Hendaklah kamu tidur dengan bercelak kerana ia dapat mencerahkan pandangan dan melebatkan bulu mata. ( riwayat al-Tirmizi, Ibn Majah dan al-Hakim )

  8. Mengerjakan sholat sunat seperti witir sebelum tidur.Ini adalah berpandukan kepada hadis riwayat Ahmad yang bermaksud : Orang yang tidak tidur hingga dia mengerjakan sholat witir adalah orang yang bertekad kuat.

  9. Mengibaskan tempat pembaringan dengan ujung kain dan mengucapkan bismillah seperti riwayat al-Tirmizi.

  10. Bersiwak atau bersugi ketika bangun pada malam hari seperti yang diriwayatkan dari Ibn Adiy.
Sebagai kesimpulannya dari tulisan ini adalah terdapat beberapa amalan yang wajar dilakukan bagi manusia untuk menjadikan tidur kita sebagai sumber kesehatan dan sebab mendapat ridhaNya.
Manakala posisi tidur yang digalakkan berpandukan kepada hadist adalah di atas dada bagian kanan.Kemudian perubahan yang berlaku dalam posisi selepas itu tidaklah menjadi masalah selagi tidak berkeadaan tertelungkup.
Demikianlah sedikit uraian tentang tidur yang selalu kita lakukan setiap harinya. Semoga menjadi amalan yang baik dan menjadikan kita manusia yang senantiasa berdoa sebelum dan sesudah tidur agar apa yang dilakukan bernilai ibadah. Jadikanlah tidur kita sebagai ibadah.
Salam Blogger Persahabatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar